Ku tarik kata-kataku dari Tuhan
“PLAK!!” Pipi lembutnya
memerah seketika.
Dia tersenyum.Tapi setetes
air matanya jatuh. “Aku mencintaimu” Katanya sambil mengusap setetes air mata
itu.
“Aku…aku…juga…MEMBENCIMU!”
ucapku dengan tersenggal-senggal.Mulutku sangat sulit mengucapkan kata-kata
manis yang waktu dulu pernah kuucapkan pada pacar pertamaku dulu.
Air matanya kembali jatuh. “Tak
apa kamu membenciku,tapi yang pasti aku tetap akan mencintaimu!”.
“Maksudku…bukan itu,tapi
sebenarnya aku sangat MEMBENCIMU!” Kataku,aku rasa di saat otak dengan hati
bekerja dengan baik,tapi kenapa mulutku tidak? Apa yang kurasakan padanya tidak
bisa terucap,malah akan sebaliknya.
“Tak apa kamu sangat
membenciku.Kau tau kan? Benci dengan cinta itu beda tipis!Jadi aku anggap kalau
kamu cinta sama aku” Suara yang sedikit terdengar seperti isakan itu keluar
dari mulutnya.
“Maaf…bukan itu maksudku…aku
sebenarnya…” aku menhela nafas “PLAK!” Pipinya kembali memerah untuk kedua kalinya
saat ini,ke dua puluh kalinya untuk hari ini,dan entah keberapa kalinya sejak
kita pacaran enam bulan lalu.
“Aku akan bertahan untukmu,tak peduli kau menampar ku hingga
akhir hayat ku” dia kembali tersenyum.Hatiku ter iris mendengar kata-kata
itu,apa yang sangat ingin ku ucapkan tapi malah kebalikannya yang terucap.Air
mataku meleleh,ingin sekali aku menarik kata-kata yang kuucapkan pada Tuhan
dulu disaat aku patah hati.“aku tidak akan pernah bisa mengatakan cinta!”
kataku lantang waktu dulu.
“Jangan menangis…” dia mengapus lembut air mataku.
Wajahnya mendekat perlahan demi perlahan ke wajahku.
Sekarang wajah kami hanya tinggal dua centi meter lagi.Bibir
merahnya mendekat,dan akhirnya bibir kami berpagutan mesra.
“Maafkan aku…karena menyakiti adalah caraku mencintaimu!”
bisikku tepat di telinganya.
“Cinta” dia tiba-tiba melepaskan rangkulanku.
“Ya…cinta!” ucapku,dan selang waktu beberapa detik aku baru
menyadari bahwa kata-kata ku dulu itu sudah boleh ku tarik dari Tuhan.
Dari fiksimini : Arya dwipangga - SADIS. Menyakiti, itu cara aku mencintaimu.
sadis ya...:((
BalasHapussaran niih, beri spasi ya antara paragraf biar enak bacanya :)
BalasHapustapi apakah tidak bisa mengucap kata 'cinta' menjadikan dia harus menyakiti?
BalasHapuspenjelasan di ceritanya emang kurang lengkap sihh... tapi saya cuma mau bikin pembaca bertanya aja...Sebenarnya dia menyakiti karena sumpahnya sama Tuhan,tapi Tuhan memberikan lebih dari yang ia sumpahkan :)
Hapus