Jumat, 10 Oktober 2014

Published 10/10/2014 07:10:00 PM by with 0 comment

Cerpen - Untung ada Bob

Untung ada Bob.


                Masa Mos (Merana oleh siksaan) udah di mulai. Saatnya bully-bullyan terjadi pada perdik (peserta didik bukan udik). Termasuk juga dengan albert manusia setengah ganteng setengah asem.
                Albert melanjutkan sma-nya di Sma purwa, sma yang paling terkenal dengan produk-produk perempuannya yang cantik-cantik (kayak perusahaan cewek aja), maksudnya anak ceweknya pada cantik-cantik.
                Pagi ini albert udah siap-siap, bukan untuk pergi ke sekolah baru tapi untuk ke jamban, katanya jamban adalah tempat curhat terbaik di pagi hari. Bahkan dia pernah membuat lagu tentang jamban. Begini liriknya,
                Jamban I love you 3x
                Jamban saranghaeyo 3x
                Ououo…. 12x (Yang ini mirip kayak monyet).
Dan alhasil lagu buatannya terkenal sampai ke pelosok spiteng rumahnya.
                Sesudah curhat di jamban, ia mandi dan siap-siap pergi ke sekolah barunya. Namun sebelum pergi ia sempat ngaca sebentar, melihat betapa hebatnya ciptaan Tuhan yang membuat manusia seperti dirinya.
                Albert kini berjalan keluar dari komplek perumahan militer dengan bawaan yang seobrok. Ia juga sempat mendapat ejekan dari beberapa anak kecil. Tapi ia tetap tersenyum, katanya senyum itu ibadah.
                Baru lima meter dari gerbang sekolah albert sudah dihadang oleh seorang gadis cantik dengan wajah yang di kecut-kecutkan.
                “Jam berapa ini?” Tanya gadis itu.
                “Gak tau kakak cantik.” Jawab albert polos. “Yang aku tau cintaku padamu tidak mengenal jam.”
                “Ihh, tampang pantat panci kayak kamu aja udah berani gombalin saya HAH?” Bentak gadis itu yang ternyata adalah osis.
                “Aku gak nge gombal kok, nama kamu vita kan? Masa kamu gak kenal aku? Itu loh yang waktu dulu itu…”.
                “T-tau dari mana nama aku vita HAH?” jawab gadis cantik itu.
                “Tuh name tag-nya.” Balas albert lalu meninggalkan gadis itu yang menahan kesal.
                Albert menuju papan pengumuman. Ia mencari tahu kelasnya, tapi sayang namanya tidak ada. Bahkan kini sudah kali ke-tiga ia mencari namanya di deretan nama siswa itu, tapi hasilnya nihil.
                Karena kesal ia pun duduk di bawah pohon. Ia tidak memperdulikan orang-orang yang menatapnya dengan tatapan aneh.
                “Hallo…” Suara lembut menyapa telinganya. “Kamu albert?”. Ternyata orang yang memanggilnya adalah seorang gadis cantik.
                “Oh iya aku albert. Kamu tau dari mana kalau aku albert? Dari tv ya?” Candanya.
                “Oh iya dari tv, kalau gak salah kamu termasuk keajaiban dunia kan? ‘Manusia mirip kambing’ itu julukanmu kan?” Balas gadis itu.
                Albert menggarut kepalanya. Dalam hatinya kesal, ia mengutuk gadis itu.
                “Tuh kan, sekarang malah jadi mirip monyet dengan bulu kambing yang di cat hitam.”
                Albert yang kesal pergi meninggalkan gadis itu.
                “Hei, tunggu dulu dong! Gitu aja udah ngambek.” Rayu gadis itu.
                Albert menghentikan langkahnya, ia berpikir mungkin gadis itu hanya bercanda. “Mau ngomong apaan?” Tebaknya.
                “Tadi aku di suruh untuk bawa kamu ke kelas.”
                “Trus?”
                “Ya, trus aku harus bawa kamu…”
                “Bukan maksud aku kelasnya dimana?”
                “Oh, tuh di sana.” Ia menunjuk kelas yang terlihat menyendiri, kelas itu terpisah dari kelas lainnya.
                Mereka berdua pun berjalan ke kelas itu. albert masih agak kesal dengan  gadis itu sementara gadis itu sudah lupa kejadian tadi.
                “Permisi…”
               “Oh, ayo masuk.” Ajak seorang laki-laki yang ternyata dia adalah osis Pembina kelas ini.
                Mereka berdua masuk. “Eh tunggu dulu. Itu kamu, yang rambutnya kayak bulu kambing. Kesini dulu!”
                Albert yang tidak merasa bahwa ia adalah orang yang dimaksud tetap masuk dan mencari tempat duduk.
                Tapi beberapa saat kemudian tangannya ditarik ke depan oleh gadis yang tadi. “Kamu itu ya, udah tau di panggil sama kakak kelas tapi gak nyahut! Dasar gak tau diri.”
                “Kemu betul. Manusia seperti ini harus diapakan?” Tanya Pembina itu.
                “Di hukum!” Sahut semua orang di kelas.
                “Permisi. Apakah ini betul kelas sepuluh-satu?” Tiba-tiba manusia dengan kulit seperti orang negro muncul dari pintu kelas.
                “Iya benar. Kamu sisiwa kelas ini juga? Baiklah kamu kesini dulu.”Jawab Pembina itu. “Baiklah karena sudah ada dua orang disini, sekarang kalian pilih mana yang lebih baik di hukum?”
             “Gak ada pilihan yang lebih bagus…?” Tanya orang sekelas.
                Dalam hati albert terus berdoa agar orang yang baru datang itu tambah jelek, tapi mau diapakan lagi muka orang itu udah mentok jeleknya.
                “Si bob aja…” Sahut orang sekelas.
                Akhirnya albert selamat dari hukuman. Dan orang yang dihukum itu ternyata namanya Bob, lengkapnya Bob sulaiman.
                Untung ada bob.
      edit

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong agar tidak menyertakan link aktif pada komentar anda :)