Misha
Hari
semakin gelap. Manusia dengan tubuh kecil ini masih duduk merenung di atas
bekas potongan pohon di tengah hutan. Tanganku sedari tadi menyanggah dagu
sambil menatap tumpukan kayu yang tadinya ku pikir jalan agar aku dengan misha
bisa berbaikkan ternyata dia malah berkhianat.
***
Apakah
seharusnya aku memaafkannya? Tanya misha dalam hati.
Dengan tubuh
besarnya ia berjalan tertunduk meninggalkan hutan dan meninggalkan manusia yang
di sayanginya itu disana.
Mungkin
dia sedang menangis sekarang… Seharusnya setelah aku menyuruhnya mengumpulkan
kayu untuk membakar ikan, aku tidak meninggalkannya. Walau memang aku tahu
besok ia akan pindah ke kota. Pikir Misha. Lalu menatap kea rah belakang. Hutan
mulai gelap dan bunyi suara jangkrik semakin nyaring.
Aku
harus kembali! Misha pun berlari dengan tubuh besarnya, ia menerobos hutan
yang mulai Nampak mengerikan.
“Hiks…hiks…hiks…”.
Misha mendengar suara tangisan dari balik
semak-semak. Benar saja, orang yang ditinggalkannya ada disana.
“Misha?”
Ucap manusia cantik itu.
Masha
maafkan aku! Kata misha dalam hati. Ia pun berlari, kea rah perempuan itu.
Namun ia terpeleset.
“ahhhkkk!”
Misha menahan sakit luar biasa. Perutnya telah tertusuk tumpukan ranting pohon
yang tajam. “Masha, maafkan aku…”
“Misha…”
Masah menangis, beruang kesayangannya telah meninggal.
Ini cerita Masha and the Bear? Kasian banget si Misha :(
BalasHapusMembedakan "di" sebagai kata depan atau awalan, bisa dilihat di sini ya >> http://mondayflashfiction.blogspot.com/2014/09/bagaimana-membedakan-di-dan-ke-sebagai.html
BalasHapusKeep writing.
hurraaayy ada Masha!!! ;)
BalasHapusyah... nggak ada teman main lagi deh
BalasHapus