Untung
ada Bob.
Masa
Mos (Merana oleh siksaan) udah di mulai. Saatnya bully-bullyan terjadi pada
perdik (peserta didik bukan udik). Termasuk juga dengan albert manusia setengah
ganteng setengah asem.
Albert
melanjutkan sma-nya di Sma purwa, sma yang paling terkenal dengan produk-produk
perempuannya yang cantik-cantik (kayak perusahaan cewek aja), maksudnya anak
ceweknya pada cantik-cantik.
Pagi
ini albert udah siap-siap, bukan untuk pergi ke sekolah baru tapi untuk ke
jamban, katanya jamban adalah tempat curhat terbaik di pagi hari. Bahkan dia pernah
membuat lagu tentang jamban. Begini liriknya,
Jamban
I love you 3x
Jamban saranghaeyo 3x
Ououo…. 12x (Yang ini mirip kayak monyet).
Dan alhasil lagu buatannya
terkenal sampai ke pelosok spiteng rumahnya.
Sesudah
curhat di jamban, ia mandi dan siap-siap pergi ke sekolah barunya. Namun
sebelum pergi ia sempat ngaca sebentar, melihat betapa hebatnya ciptaan Tuhan
yang membuat manusia seperti dirinya.
Albert
kini berjalan keluar dari komplek perumahan militer dengan bawaan yang seobrok.
Ia juga sempat mendapat ejekan dari beberapa anak kecil. Tapi ia tetap
tersenyum, katanya senyum itu ibadah.
Baru
lima meter dari gerbang sekolah albert sudah dihadang oleh seorang gadis cantik
dengan wajah yang di kecut-kecutkan.
“Jam
berapa ini?” Tanya gadis itu.
“Gak
tau kakak cantik.” Jawab albert polos. “Yang aku tau cintaku padamu tidak
mengenal jam.”
“Ihh,
tampang pantat panci kayak kamu aja udah berani gombalin saya HAH?” Bentak
gadis itu yang ternyata adalah osis.
“Aku
gak nge gombal kok, nama kamu vita kan? Masa kamu gak kenal aku? Itu loh yang
waktu dulu itu…”.
“T-tau
dari mana nama aku vita HAH?” jawab gadis cantik itu.
“Tuh
name tag-nya.” Balas albert lalu meninggalkan gadis itu yang menahan kesal.
Albert
menuju papan pengumuman. Ia mencari tahu kelasnya, tapi sayang namanya tidak
ada. Bahkan kini sudah kali ke-tiga ia mencari namanya di deretan nama siswa
itu, tapi hasilnya nihil.
Karena
kesal ia pun duduk di bawah pohon. Ia tidak memperdulikan orang-orang yang
menatapnya dengan tatapan aneh.
“Hallo…”
Suara lembut menyapa telinganya. “Kamu albert?”. Ternyata orang yang
memanggilnya adalah seorang gadis cantik.
“Oh
iya aku albert. Kamu tau dari mana kalau aku albert? Dari tv ya?” Candanya.
“Oh
iya dari tv, kalau gak salah kamu termasuk keajaiban dunia kan? ‘Manusia mirip
kambing’ itu julukanmu kan?” Balas gadis itu.
Albert
menggarut kepalanya. Dalam hatinya kesal, ia mengutuk gadis itu.
“Tuh
kan, sekarang malah jadi mirip monyet dengan bulu kambing yang di cat hitam.”
Albert
yang kesal pergi meninggalkan gadis itu.
“Hei,
tunggu dulu dong! Gitu aja udah ngambek.” Rayu gadis itu.
Albert
menghentikan langkahnya, ia berpikir mungkin gadis itu hanya bercanda. “Mau
ngomong apaan?” Tebaknya.
“Tadi
aku di suruh untuk bawa kamu ke kelas.”
“Trus?”
“Ya,
trus aku harus bawa kamu…”
“Bukan
maksud aku kelasnya dimana?”
“Oh,
tuh di sana.” Ia menunjuk kelas yang terlihat menyendiri, kelas itu terpisah
dari kelas lainnya.
Mereka
berdua pun berjalan ke kelas itu. albert masih agak kesal dengan gadis itu sementara gadis itu sudah lupa
kejadian tadi.
“Permisi…”
“Oh,
ayo masuk.” Ajak seorang laki-laki yang ternyata dia adalah osis Pembina kelas
ini.
Mereka
berdua masuk. “Eh tunggu dulu. Itu kamu, yang rambutnya kayak bulu kambing.
Kesini dulu!”
Albert
yang tidak merasa bahwa ia adalah orang yang dimaksud tetap masuk dan mencari
tempat duduk.
Tapi
beberapa saat kemudian tangannya ditarik ke depan oleh gadis yang tadi. “Kamu
itu ya, udah tau di panggil sama kakak kelas tapi gak nyahut! Dasar gak tau
diri.”
“Kemu
betul. Manusia seperti ini harus diapakan?” Tanya Pembina itu.
“Di
hukum!” Sahut semua orang di kelas.
“Permisi.
Apakah ini betul kelas sepuluh-satu?” Tiba-tiba manusia dengan kulit seperti
orang negro muncul dari pintu kelas.
“Iya
benar. Kamu sisiwa kelas ini juga? Baiklah kamu kesini dulu.”Jawab Pembina itu.
“Baiklah karena sudah ada dua orang disini, sekarang kalian pilih mana yang
lebih baik di hukum?”
“Gak
ada pilihan yang lebih bagus…?” Tanya orang sekelas.
Dalam
hati albert terus berdoa agar orang yang baru datang itu tambah jelek, tapi mau
diapakan lagi muka orang itu udah mentok jeleknya.
“Si
bob aja…” Sahut orang sekelas.
Akhirnya
albert selamat dari hukuman. Dan orang yang dihukum itu ternyata namanya Bob,
lengkapnya Bob sulaiman.
Untung
ada bob.